Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan
Nasional telah mencanangkan penerapan pendidikan karakter bagi semua tingkat
pendidikan, baik sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Program ini dicanangkan
karena selama ini dunia pendidikan dinilai kurang berhasil dalam mengantarkan
generasi bangsa menjadi generasi yang bermartabat.
Pendidikan karakter adalah sebuah
system yang menanamkan nilai-nilai karakter para peserta didik, yang mengandung
komponen-komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud
insan kamil.
Dalam kaitannya dengan pendidikan
karakter, bangsa Indonesia sangat memerlukan SDM (sumber daya manusia) yang
besar dan bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan yang baik. Dibutuhkan
pendidikan yang berkualitas, yang dapat mendukung tercapainya cita-cita bangsa
dalam memiliki SDM yang bermutu.
Sekolah merupakan Kawah
Candradimuka bagi anak didik dalam menggapai sesuatu yang dicita-citakan. Pendidikan
karakter sangat efektif diterapkan di sekolah. Hal ini mengingat ikatan
legalitas formal di lembaga pendidikan formal sangat kuat, yang berbeda dengan
pendidikan informal dan nonformal. Sehingga, diperlukan desain khusus dan
efektif untuk mengajarkan pendidikan karakter di sekolah.
Walaupun demikian, pendidikan
karakter dalam keluarga dan masyarakat juga sangat penting. Agama memberikan
perhatian besar terhadap peran orang tua dalam pendidikan karakter anak. Jika
orang tua lengah maka anak bisa rusak moralnya. Lingkungan juga berpengaruh
besar terhadap karakter anak, karena karakter anak akan menjalar ke temannya. Jika
karakter itu positif maka temannya mendapatkan dampak positif. Namun, jika
sebaliknya maka teman pergaulannya akan dibawa menuju lubang kehancuran moral
yang sulit diobati. Oleh karena itu, sinergi dan kolaborasi antara keluarga,
lingkungan, dan sekolah merupakan keniscayaan
yang tidak bisa ditunda-tunda lagi.
Ada beberapa tips
,menerapkan pendidikan karakter di madrasah antara lain:
1.
Menghidupkan Sholat Berjamaah.
Beribadah
kepada Tuhan mempunyai efek positif bagi perkembangan mental dan kepribadian
seseorang. Dengan ibadah, hati menjadi tenang, perilaku terkendali, dan
orientasi hidup tertata dengan baik. Dekat dengan Tuhan menyebabkan hidup
menjadi visioner, melihat jauh ke depan. Pelakunya tidak hanya memandang kesenangan
sesaat (duniawi) dan melupakan hidup di akhirat nanti.
Shalat
jamaah dalam Islam, selain menunjukkan pentingnya kerukunan dan persaudaraan,
juga menjadi wahana efektif dalam penyebaran pengetahuan antara ilmuwan dan
orang awam. Sehingga terjadi interaksi ilmiah yang bermanfaat bagi semua orang. Shalat menjadi
salah satu elemen penting dalam pembangunan karakter seseorang.
Dengan
adanya shalat berjamaah, pelan-pelan namun pasti, moralitas anak didik akan
semakin tertata. Sikap atau perilaku mereka terkendali , serta proses perubahan
mental dan karakter terjadi secara bertahap. Pendidikan memang bukan hanya
transfer pengetahuan, tapi juga perubahan perilaku sesuai dengan nilai-nilai
agung yang diyakini kebenarannya.
2.
Mencium Tangan Guru
Mencium
tangan guru merupakan salah satu alternatif
dalam pembinaan moral dan pembentukan karakter anak didik di masa depan.
Hal tersebut dikarenakan saat ini banyak siswa dan siswi yang tidak menghormati
guru, bahkan berani menantang dan berkelahi dengan guru.
Mencium tangan saat bersalaman
merupakan simbol kerendahan hati dan penghormatan seseorang kepada orang yang
dihormati dan disegani. Guru merupakan salah satu sumber ilmu sehingga sangat
wajar dicium tangannya. Tradisi ini diharapkan ditularkan anak kepada orang tua
dan tokoh yang dihormati. Bahkan mencium tangan ternyata cukup efektif untuk
menghilangkan kesombongan dan keangkuhan pada diri seseorang. Dalam agama
memang ada aturan jika seseorang sudah besar tidak boleh menyentuh wanita yang
sudah besar. Artinya, dalam proses cium tangan ini maka ibu guru cukup memberi
isyarat dengan tangan, sehingga terhindar dari kontak fisik yang dilarang dalam
agama.
3.
Membuat Pesan-Pesan Pendek di Tempat-Tempat
Strategis
Di
sekolah, diusahakan ada banyak tempat yang bisa ditempelkan kata-kata mutiara
dari para tokoh. Tidak perlu tulisan yang banyak. Sedikit saja asalkan mengena akan
membekas dalam pikiran, hati, dan sikap anak didik. Kata-kata mutiara tersebut
dibuat dalam bentuk permanen dan ada pula yang temporer. Mungkin, satu minggu,
dua minggu, atau satu bulan harus diganti dengan kata-kata yang lain. Dengan
demikian, anak didik mendapat sesuatu
yang baru secara terus-menerus sehingga semangat belajar dan berprestasi senantiasa
dinamis sepanjang waktu.
4.
Menyediakan Koleksi Buku Akhlak
yang Berkualitas
Dalam
konteks pendidikan karakter, tersedianya buku bacaan akhlak, moral, etika, dan
motivasi adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Kepala Sekolah
bertugas aktif mengembangkan perpustakaan dengan melengkapi koleksi bacaan,
fasilitas komputer, internet, serta mengadakan kegiatan-kegiatan ilmiah seperti
bedah buku, lomba menulis, seminar, dan lain sebagainya. Kegiatan ini akan menggugah
dan mendorong semangat seseorang untuk membaca, menulis, berdiskusi, dam
berkompetisi secara sehat, yang bermanfaat bagi pembangun karakter positif.
5. Menanamkan Keikhlasan
Dunia pendidikan merupakan dunia
pengabdian yang suci bagi bangsa dan negara. Tugas utama pendidikan adalah
melahirkan kader-kader penerus bangsa yang berkualitas tinggi, baik moralitas,
intelektualitas, dan spiritualitasnya. Oleh sebab itu, pragmatisme, oportunisme,
dan materialisme tidak boleh dijadikan kiblat dalam dunia pendidikan. Komersialisasi dan industrialisasi pendidikan
akan menghilangkan ruh suci pendidikan yang bertugas mengubah perilaku anak
didik sesuai dengan nilai-nilai agung yang diyakini. Maka keikhlasan, ketulusan, dan kesucian hati
sangat penting dalam mengabdi.
6. Membuat Program Praktik Pendidikan
Karakter
Masing–masing sekolah hendaknya
mempunyai agenda praktik pendidikan karakter. Sehingga, pendidikan tidak
berhenti pada tataran teori yang membosankan. Para pengambil kebijakan di
sekolah sudah saatnya melakukan terobosan ide dan strategi dalam pembinaan
karakter yang berkualitas. Karakter yang menjadi pondasi dalam meraih
kesuksesan gemilang di masa depan, masa kompetisi dan tantangan yang berjalan
secara ketat, keras, dan penuh resiko.
Hanya orang-orang yang
berkarakter kuat, penuh perhitungan, suka tantangan, bermental tidak pernah
menyerah sampai titik darah penghabisan, serta mempunyai segudang ide, gagasan,
dan solusi, yang akan memenangkan kompetisi tersebut. Sedangkan orang yang
bermental lemah akan terlempar dari arena persaingan.
7. Memberikan Reward dan Sanksi
Siswa yang berprestasi perlu
diberikan reward dan siswa yang gagal
diberikan sanksi. Seoarang siswa dikatakan berprestasi jika ia menunjukkan
semangat pantang menyerah, gigih menjalani proses, dan mengedepankan optimisme
dalam berjuang. Seorang siswa dikatakan gagal jika ia mudah menyerah, takut tantangan,
dan memilih mundur teratur dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan.
Ketujuh tips efektif di atas hanya
sebagian kecil yang ditawarkan. Tentunya masih banyak alternatif pemikiran dan
dielaborasi lebih jauh agar praktisi sekolah menjadi kaya wawasan, gagasan, dan
alternatif dalam menerapakn pendidikan
karakter di sekolah. Ide-ide kreatif, progresif, dan solutif harus terus
dilahirkan demi kesuksesan pendidikan karakter, serta demi kebangkitan dan
kemajuan bangsa ini di masa depan.
Daftar Pustaka
Asmani,
Jamal Makmur. 2012. Buku Panduan
Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.. Yogyakarta: Diva Press.
Aunillah, Nurla Isna. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.. Yogyakarta:
Laksana.