Suatu hari aku terhenyak. Sebuah tamparan
keadaan keras buatku. Anak pertamaku nilainya turun terutama matematika. Apakah mungkin karena saat dia UTS
aku sibuk menulis buku. Ternyata anak harus diuamakan melebihi apapun. Aku
sebenarnya merasa menyesal saat UTS pendampingan terhadapnya aku merasa kurang.
Tapi yang lalu biarlah belalu. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
Bagaimanapun usaha kita bermanfaat bagi orang lain tetap anak harus
diprioritaskan.
Akhirnya sampai rumah aku sempatkan untuk melihat hasil dari
UTS yang telah dikerjakan anakku. Rupanya ada materi yang belum dia pahami dan
juga dia kurang teliti. Setelah kujelaskan dan dia cukup memahami dari tatapan
matanya dan sikapnya dia juga menyesal tidak teliti dalam mengerjakan.
Hal itu semoga menjadi pelajaran baginya agar mengerjakan
lebih teliti lagi.
Pelajaran juga buatku bagaimanapun jika tes memang harus belajar. Jangan hanya mengandalkan pasti bisa. Jika belajar pasti akan lebih
bisa lagi mengerjakannya. Orang yang pintar dan rajin akan lebih berhasil
daripada hanya pintar saja.
Dalam persaingan dikelasnya memang sangat ketat. Jadi dalam
belajar memang harus juga diprioritaskan jangan hanya asal saja.
Tadi juga kami sholat
isya' jamaah di musola. Alhamdulillah aku merasa sangat bahagia rasanya kembali
seperti masa yang telah lalu. Massa rajin
ke masjid rasanya sangat membuat selalu kangen. Ingin selalu beribadah dengan baik.Dengan beribadah tekun semoga juga menjadikan lebih baik dalam hal apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar